28 September 2008

Seni Foto

Tidak selamanya kemampuan itu hanya bisa didapat melalui pendidikan formal, selama ada kemauan untuk mencoba dan belajar. Dalam dunia fotografi yang membedakan tekhnik pembelajaran pengambilan gambar melalui otodidak dan pendidikan formal hanya pada ketepatan secara detilnya, namun tentunya yang melihat hasil sebuah foto justru kebanyakan orang awam yang hanya melihat sesuatu itu indah dipandang.

Aku menyukai dunia fotografi tanpa melalui peroses pendidikan atau pelatihan khusus, hanya mengandalkan apa yang kulihat dan kurasa, dan dalam kesempatan ini aku mencoba menampilkan beberapa jepretku

Hasil bagus ditentukan lokasi yang bagus??
Banyak lokasi yang justru dijauhi manusia bisa menjadi obyek foto, seperti foto dibawah ini yang lokasinya justru adalah sebuah bak sampah

Klick untuk membesarkan

Hasil yang bagus ditentukan obyek yang bagus?

Salah satu contoh obyek yang menurutku tidak ada indah-indahnya, tetapi bisa dijadikan obyek foto, seperti motherboard computer, lampu penerang sebuah gang, dan pohon kelapa dimalam hari

Klick untuk membesarkan

Klick untuk membesarkan

Klick untuk membesarkan

Dalam semua foto yang aku tampilkan ini menggunakan Camera Sony DSC-H5, kamera Non-SLR yang menurutku hasilnya cukup baik. Ini bukan iklan, tetapi hanya wadah bertukar dan berbagi informasi, siapa tau ada yang kebetulan berencana membeli camera, mungkin dengan foto-foto yang aku tampilkan bisa menjadi pertimbangan, karena tujuan orang membeli camera bukan saja untuk mengabadikan sebuah moment, tetapi juga mendapatkan hasil yang cemerlang dari kamera yang dimiliki.

Seorang temanku fotografer kemarin berbincang-bincang denganku, ia berkata bahwa beberapa waktu lalu ia menghadiri sebuah acara pernikahan dan dalam acara itu ia bertemu dengan fotografer istana dan berbincang-bincang dengannya, beliau mengatakan bahwa beliau berani bertaruh kalo hasil fotonya bisa lebih bagus walau dengan menggunakan camera pocket dibanding hasil temanku walau ia menggunakan camera SLR, inti dari pembicaraan itu ia menekankan bahwa kualitas hasil foto bukan ditentukan oleh cameranya melainkan tekhnik pengambilan gambarnya. Menurutku ada benarnya tetapi ada juga salahnya, memang benar kalo kualitas foto sangat ditentukan oleh tekhnik pengambilannya, tetapi kualitas camera pun sangat menentukan hasil gambar yang mampu ditangkap oleh camera itu sendiri, dan hal ini sudah aku buktikan dengan mengambil obyek, jarak dan sudut pandangn yang sama, dengan pengaturan default menghasilkan perbedaan gambar dari sisi kecerahan dan ketajaman

Berikut adalah hasil foto terbaik menurutku dari sekian banyak koleksi fotoku yang ku simpan

Klick untuk membesarkan

Berusaha untuk bisa lebih baik, hal itu yang membuat aku terpikir mengganti kameraku dengan sesuatu yang lebih seksi, setelah aku banding-bandingkan melalui website dan perbincangan dengan para fotografer yang diantaranya memakai Canon dan Nikon, aku menentukan pilihanku ke Sony DSLR Alpha 700 disamping karena aku puas atas hasil jepretan Sony ku saat ini yang bisa dikategorikan kamera biasa.

Sebelum hal itu aku lakukan aku ingin menampilkan koleksi foto-foto hasil jepretanku sendiri.



Animal Art Photography




Flower Art Photography




Art of Travelling Photography




People Art Photography




Uncommon Art Photography




Namun mengingat harganya yang tidak murah (lensanya saja mencapai 4jt an belum termasuk External Flashnya, dan Batree Grip yang dibandrol lebih kurang total kedua item itu sekitar 5jt-an, baru asesorisnya saja sudah 9 jt bagaimana dengan kameranya sendiri? Sony DSLR Alpha 700 dihargai lebih kurang 13 jt (body only) garansi resmi Sony - Mahal Sekali?? Itu tidak seberapa ketimbang sebuah Cannon 1Ds MK III yang dihargai sekitar Rp.68jt.

Hal itu membuatku berpikir 2x mengingat suatu hal yang pasti banyak orang tidak mengetahuinya bahwa: "Semua Camera Digital memiliki umur pemakaian sebanyak lebih kurang 50.ooo kali jepret untuk kemudian tidak bisa digunakan lagi".

Tidak ada komentar: