09 November 2008

Rencana kenaikan Upah PNS

Menurut pengamatan kasat mataku pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil di kota-kota besar mendapatkan posisi terakhir sebagai alternativ. Namun tidak begitu di NTT, hampir kebanyakan orang bercita-cita menjadi seorang PNS, bahkan tidak tanggung2x mereka rela berkoban untuk mendapatkan pekerjaan itu dengan menjual tanah, sawah, bahkan mobil mereka, dll.

Maksud Pemerintah dengan adanya PNS ini sebenarnya baik, yaitu membantu masyarakat memberikan lapangan pekerjaan dengan persyaratan yang dikategorikan sangat minim dibanding dengan Pegawai Swasta, disamping untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat umumnya dengan memberdayakan masyarakat sekitar sehingga komunikasi yang terjalin lebih baik. Namun dalam realitanya seperti yang pernah ditayangkan di televisi swasta beberapa waktu lalu, PNS dikejar-kejar Polisi Pamong Praja, karena kedapatan berada di Mall disaat jam kerja. Apa yang dilihat di televisi hanyalah bagian kecil yang kebetulan tertangkap oleh wartawan dari kebiasaan buruk dari para PNS ini.

Pegawai Negeri Sipil yang bekerja pada instansti-instansi Pemerintahan. JIka dikatakan PNS adalah pekerjaan orang malas cukup beralasan jika dikaitkan dengan sikap dan kebiasaan kebanyakan dari mereka yang umumnya hadir lebih telat dibanding pegawai swasta umumnya, setibanya dikantor hanya isi aben, lalu baca koran , dilanjutkan dengan bergosip. Mereka dapat dengan bebas menentukan jam istirahatnya sendiri (walau resikonya dikejar-kejar POL PP) dibuktikan dengan jam 10 sudah bertandang ke Mall atau pasar, lalu kira-kira jam 14:00 mereka sudah meninggalkan kantornya, begitulah yang dilakukan hampir kesetiapharian mereka, dan tidak sedikit dari mereka memanfaatkan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum seperti merencanakan perjalanan dinas dengan pasangan selingkuhannya (sambil menyelam minum air), karena kebiasaan perselingkuhan sesama golongan PNS adalah hal yang bukan aneh lagi.

Kemudahan bekerja, kemudahaan recruitment, tanggungan hari tua, dll, menjadi sebuah alasan yang wajar jika masyarakat NTT menjadikannya sebuah "CITA-CITA", terutama dengan kecenderungan kebanyakan orang disini "Malas, tidak suka ikut aturan, gengsi tinggi", menjadikan baju coklat mereka menjadi sebuah kebanggaan tersendiri yang kerap mereka gunakan untuk ke Mall, ke Pasar, atau bahkan ke Arisan sebagai penunjuk tingkatan sosial.

Jika seorang PNS di kota besar kebanyakan menggunakan kendaraan umum, berbeda dengan disini, seorang PNS barupun berkendaraan mobil jazz, dan mobil mewah lainnya, yang artinya PNS bukanlah lagi pekerjaan alternativ yang umumnya ditujukan kepada mereka-mereka yang memiliki keterbatasan baik dari sisi finansial, waktu, ataupun pendidikan.

Dengan sikap para Pegawai Negeri Sipil yang dalam pekerjaannya umumnya hanya dijadikan sebuah formalitas untuk mendapatkan tunjangan dari negara sehingga dalam bekerja pun semua hanya bersifat formalitas (yang penting absen), saya rasa kurang pantas negara menaikkan gaji mereka, disamping karena tanggungan dan gaji yang diterima para PNS sudah diatas UMR.

Apa yang akan terjadi apabila negara menaikkan Gaji Pegawai Negeri Sipil:
- Akan semakin banyak peminat PNS dan menambah pengeluaran negara
- Penambahan pengeluaran negara berbanding terbalik dengan etos kerja PNS
- Meningkatnya budaya malas karena kondisi dan kebiasaan kerja para PNS
- Secara tidak langsung Negara mendidik masyarakat menjadi bodoh karena dalam PNS lebih penting sertifikat (yang sering dipalsukan) daripada keahlian, apalagi jika memiliki uang, test masukpun bisa dijadikan hanya sebuah formalitas saja.

Tidak ada komentar: